Sebelum menutup tahun 2013 ada baiknya kalo ARKA membagikan 5 top album versi Sisrot dan Kudil pada tahun ini. 5 album lokal dibawah ini adalah album-album yang mengisi hari-hari 2013 Sisrot yang penat dengan belajar dan aktivitas sekolah. Belajar? Gak apa-apa biar kedengeran anak pinter. Nih ditengok dulu aja deh, homsap! 5. White Shoes & The Couples Company Menyanyikan Lagu2 Daerah Gak asing lagi di telinga kita, bahkan di telinga orang awam pun sudah tak asing dengan group band White Shoes & The Couples Company. Pada album ini WSATCC agak unik karena membawakan lagu-lagu daerah dengan aransemen musik yang sangat "white shoes" sekali. Album ini terdiri dari 5 lagu dengan berbahasa daerah. Terdapat "Jangi Jenger" dari Bali, "Tjangkurileung" dari Jawa Barat, "Lembe Lembe" dari Ambon, "Te O Rendang O" dari Ambon dan "Tam Tam Buku" dari Jakarta. Jika kalian mendengar album ini, maka kalian tidak ingin berhenti untuk berdansa! 4. hey, makan tuh gitar! Album ini adalah album kedua dari band Morfem dengan adanya pergantian personil pada bassist. "hey, makan tuh gitar!" berisikan 11 track yang terdiri atas genre musik rock, punk, dan pop. Lirik-lirik lagu yang dinyanyikan adalah pengalaman dari masing-masing personil. Album ini terdiri atas: “180 derajat” yang berkisahkan para lelaki yang bermain di film Glee, “Hey, Tuan Botimen” berisi tentang teman-teman dari Jimi, Yanu, Freddie, dan Pandu yang menggunakan obat-obatan terlarang yang disebut dengan "nge-boti", “Senjakala Cerita” yang bertempo pelan, “Legenda Berbalut Negeri”, “Era Gelap Sirna”, “Hujan Kunjungi Kami”, “Bocah Cadel Lampu Merah”, “Berlagak Gila”, “Seka Ingusmu!”, “Cerdas dan Taktis”, dan “Jalan Darat (Antiboring).” 3. SOREALIST Dengan kembalinya SORE tanpa Mondo, SORE membuat "gebrakan" kepada para Kampiun (sebutan penggemar SORE) dengan penampilan di Rolling Stone Cafe pada 5 Mei 2013 lalu. Konser ini menciptakan antusiasme para penggemar setelah vakumnya SORE beberapa waktu. Selain itu dengan kembalinya SORE, mereka membuat album kompilasi beberapa lagu, yaitu 3 lagu dari album Centralismo yaitu “Somos Libres”, “Mata Berdebu”, dan “No Fruits For Today”. Kemudian 3 lagu dari album Ports Of Lima yaitu “Merintih Perih”, “Setengah Lima”, dan “Karolina”. Lalu 4 lagu SORE yang menjadi soundtrack yaitu “Funk The Hole”, “Ada Musik di Dalam”, “Nancy Bird”, “Pergi Tanpa Pesan” dan 3 lagu baru SORE yang berjudul “Musim Ujan”, “Bantal Keras”, dan “Sssst…”. Tadinya album SOREALIST terjual dalam format digital yang sebelumnya didahului penjualan single SORE yang berjudul "Sssst...!”. Album SOREALIST dalam bentuk CD dijual pada 23 November 2013 setelah adanya keterlambatan dalam merilis dalam bentuk CD. Walaupun begitu, SORE tidak pernah mengecewakan para kampiun! 2. Daur Baur Pada album ini dijelaskan oleh Dimas Ario (penulis jurnal pada album ini) bahwa album ini berawal dari kejenuhan Efek Rumah Kaca yang manggung setiap minggu dan gak ada lagi pertentangan artistik pada Efek Rumah Kaca. Akhirnya, mereka membuat Pandai Besi yang personilnya bertambah dan punya latar musik yang beda. Pandai Besi ini sendiri merombak lagu-lagu Efek Rumah Kaca menjadi berbaur untuk mendaur, maka jadilah Daur Baur. Album ini berisikan 9 track dari lagu-lagu Efek Rumah Kaca sendiri yang telah didaur; "Hujan Jangan Marah", "Menjadi Indonesia", "Debu-Debu Berterbangan", "Desember", "Melankolia", "Laki-Laki Pemalu", "Jalang", "Di Udara", dan "Jangan Bakar Buku". 1. Roekmana's Repertoire Pertama kali beli album ini seneng banget dan ngerasain hal yang beda. Ternyata dugaan gue bener banget! Pas buka albumnya di rumah bener-bener bikin gue seneng banget. Kayak dapet kado ulang tahun pas masih kecil dan rasanya pengen ngeliat semua isi seluk beluk album ini karena terdapat bonus foto zaman pemuda-pemuda Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Foto-foto dalam album ini dimodelkan oleh 3 personil TIGAPAGI sendiri yaitu Sigit Agung Pramudita, Prima Dian Febrianto, Eko Sakti Oktaviano. Terdapat juga booklet yang terdiri dari beberapa lembar kertas yang berisikan ucapan terima kasih dari TIGAPAGI, kertas lirik berwarna kuning, dan font seperti mesin ketik untuk merumpamakan bahwa kertas itu dibuat pada masa tempo doeloe. Saat gue dengerin lagunya gue benar-benar ngerasa mau nangis karena musik folk dan keroncong yang lembut dan pemilihan kata yang tepat pada lirik mereka. Yang membuat album ini menjadi unik adalah karena terdiri atas 1 track saja yang berdurasi 57:46 detik. 1 track itu sendiri berisikan 14 lagu tanpa jeda agar pendengar album tidak melewatkan satupun lagu-lagu di album ini. Album ini juga terdapat kolaborasi dengan Firza Achmar Paloh pada lagu "Alang-Alang" dan Cholil Mahmud pada lagu "Pasir". Syair lagu-lagu di album ini semua ditulis oleh Sigit Agung Pramudita dan beberapa lagu juga ditulis bersama Firza Achmar Paloh. Sebenernya isi albumnya semua adalah favorit gue, tapi kalau harus memilih apa saja lagu favorit gue, maka gue akan memilih "Alang-Alang", "Erika", "S(M)UNDA", "Batu Tua,Tangan Hampa Kaki Telanjang", dan "Pasir." Setelah kenyang baca 5 top album dari dalem negeri, ada baiknya kalian baca 5 top album mancanegara oleh Kudil nih, homsap! 5. Monomania Salah satu album dari fave band gue nih, homsap! Album ini berdurasi 43 menit dan terdiri dari 12 track yaitu "Neon Junkyard", "Leather Jacket II", "The Missing", "Pensacola", "Dream Captain", "Blue Agent", "T.H.M", "Sleepwalking", "Back to the Middle", "Monomania", "Nitebike", dan "Punk (La Vie Antérieure)". Feel garage rocknya dapet banget deh di album ini! Sepertinya Cox lewat album Monomania ini pingin nunjukkin kalau mereka band yang ‘gak bergender’ dan rebel. Bisa diliat dari lagu “Punk (La Vie Antérieure)” yang ada lirik “For a year, I was queer/ I had conquered all my fears/ Not alone anymore/ But I found it such a bore.” Dari attitudenya juga Deerhunter belakangan ini sering make dress kalo manggung. Jangan lupain juga video klip "Back to the Middle" yang isinya ada cewek, or should I say a man dressed up in a dress joget sana joget sini. Ke-rebelan mereka bisa diliat lewat tingkahnya Cox ketika manggung di Late Night with Jimmy Fallon dengan rambut ala Faris Badwan era Strange House, gigi yang berdarah, and his phenomenal bloody fingers. Gak sampe disitu aja, setelah selesai nyanyi Cox langsung jatohin micnya gitu aja dan jalan ke lift dengan santainya. Bizarre. Menurut gue, this is by far album mereka yang paling nge-rock and roll. Track fave gue tentunya “Pensacola.” Eh iya, “T.H.M” juga demen. Aduh, semuanya suka. Lirik-liriknya yang nyeritain tentang heartsick probs, suicide, dan rebel yet berbau gloomy siap jadi temen joget kalian! 4. Settle Umur akang-akang Disclosure ini bisa dibilang muda banget. Guy umurnya 21 sedangkan Howard masih 18. Tapi umur bukan batasan buat berkarya tentunya. Beda dari band-band EDM lainnya yang “tujuannya” lebih bikin bunyi-bunyi bising nan tidak jelas, hanya sekedar dapet sensasi ajib-ajib, Disclosure menurut gue jauh dari kesan itu. House music sih house music, tapi gak sekedar bunyi ibarat kerikil dimasukin ke kipas angin kok, homsap! House music mereka classy dan walaupun classy, yang pastinya tetep asik jadi 'temen dance.' Album ini dibuka dengan lagu "Intro", isinya orang ngerocos. Disambung dengan track "When A Fire Starts to Burn" yaitu track fave gue di album ini yang super catchy. Di tengah maraknya band-band EDM, menurut gue Disclosure dengan album Settle-nya ini sukses membuktikan bahwa mereka gak cuma EDM ecek-ecek. Fresh dan memiliki trademark tersendiri membuat mereka berhasil stand out diantara band-band EDM lainnya. 3. Overgrown Gue salah satu homo sapien yang buta musik dubstep, bener-bener gak ngerti seluk beluk band dubstep siapa aja. Bisa dibilang, James Blake musisi pertama yang ngebuka mata gue kalo dubstep isinya gak cuma jedag-jedug gak jelas tapi ada juga yang menghanyutkan kayak musik si mas James ini. Album berdurasi 43 menit ini gak cuma menghanyutkan karena suaranya doi, tapi karena lirik-liriknya yang bisa dibilang melankolis karena mostly nyeritain tentang loneliness dan love. Dari lagu yang siap bikin lo nari-nari gak kepalang seperti "Voyeur" sampai yang bikin lo mojok dan merenung kayak "Retrograde" ada di album Overgrown ini! 2. AM Siapa yang gak tau Arctic Monkeys lah ya, salah satu band yang paling lama nemplok sama gue dari jaman bocah sampe bocah...gedean dikit. Begitu album ini keluar, album ini langsung gantiin Whatever People Say I Am, That's What I'm Not sebagai album Arctic Monkeys fave gue. Album ini emang beda dari album-album Arctic Monkeys sebelumnya, lebih berbau Amerika a.k.a rada hiphop gitu. Gak heran sih, karena Alex sendiri ngaku kalo influence mereka di album ini yaitu Dr. Dre, Outkast, dan masih banyak lagi! Semua track dari album ini gue suka. Tapi kalo bisa milih salah satu, atau dua deh (nawar) mungkin ‘R U Mine?’ dan ‘No. 1 Party Anthem.’ Dari judulnya ‘No. 1 Party Anthem’ kesannya kayak lagu jedag-jedug tapi coba didenger dulu deh, homsap! Jauh dari kesan party anthem, apalagi punya si duo kriwil, if you know what I mean. Ngeblues, slow, mellow-mellow gitu deh. Cocok buat kalian homsap yang hobi ngegalau. Entah kenapa gue berasumsi ini album isinya curcolan Alex semua, maklum doi kan baru putus sama Alexa 2011 silam. 1. mbv Akhirnya si “adik” nongol juga setelah 22 tahun berada di dalam kandungan. Gue bahkan belom lahir saat Loveless rilis. Udah mesti nunggu 22 tahun, gak nyampe disitu aja, butuh perjuangan keras buat download album ini. Tulisan “403 Error” gak henti-hentinya menghiasi layar komputer walaupun udah di refresh berjuta kali. But it was worth the wait, daripada nunggu gebetan yang gak dateng-dateng, waduh! Album ini berdurasi 46 menit dan dibuka oleh track "she found now" dan ditutup oleh "wonder 2." Yang bikin gue terkesima well probably track "nothing is." Instrumental, gak ada yang nyanyi tentunya, cuma diiringi drum dan gitar tapi sukses bikin gue geregetan! To you non My Bloody Valentine fans, menurut gue album ini butuh proses yang lumayan lama buat get intonya. Butuh waktu juga buat ngebandingin yang ter-top markotop diantara “mbv” dan kakak-kakaknya yaitu Isn’t Anything dan Loveless. But once you get into it, rasanya kayak nyemplung ke dalem lumpur hisap. Langsung terhipnotis sama kejeniusan si akang Kevin Shields, homsap! // Cadrilla "Kudil" Bareno + Trixie "Sisrot" Rachel
0 Comments
Leave a Reply. |
Categories
All
|