Sore itu sudah hampir malam, kami berjumpa dengan Raoul dan Ichi serta Oddy (walau terlambat). Mereka adalah para personil Low Pink, band penganut psychedelic pop asal Jakarta. Pembicaraan yang (susah) serius tersebut menghasilkan butir-butir pengetahuan dan khasanah dari perjalanan dan pribadi Low Pink sendiri yang sedah hangat-hangat kuku di scene musik Ibu Kota. (@ Raoul) Sebagai fondasi dari Low Pink, gimana pandangan lo dengan Low Pink yang udah sejauh ini? Progressnya menurut gua sih bagus, respon orang-orang juga lumayan. Jadi hasilnya nggak flat aja gitu. Nah, Low Pink kan sekarang udah meluas banget, contohnya bisa tampil di Music Gallery yang bisa dibilang music event yang lumayan besar, gimana nih perasaannya? Nggak kaget sih, karena kita merasa setiap manggung tuh kayak nyambung aja terus jadi nggak merasa kaget. Kalian saling menemukan satu sama lain untuk buat band ini tuh gimana sih? R : Ini kan awalnya project solo gua, lalu gua menemukan yang lain ya hunting di internet, atau dikenalin lewat temen-temen yang lain. I : Kalo gua ditemukan di bungkus chiki. Kalian memilih untuk menganut psychedelic pop tuh, sering nggak disbanding – bandingin sama band psychedelic lain? Sering banget. Awalnya kan kita rock banget terus jadi bosen soalnya gitu-gitu aja. Terus kita coba yang pop, eh kayak Tame Impala, awalnya kayak “apaansih” hahaha tapi akhirnya kayak yaudah nggak apa-apa. Kalian takut gak kalo orang-orang jadi mengekspetasikan Low Pink layaknya Tame Impala? Nggak apa-apa sih. Itu bikin kita jadi termotivasi untuk bikin sesuatu yang ngagetin. Proses pembuatan music Low Pink gimana sih? R : Sekarang masih gua semua sih. I : Dia kayak founding fathernya. Kayak Kevin Parker-nya sih. R : Gue berharap kedepannya bareng-bareng, soalnya ya nggak enak bikin musik sendirian. Nah, sekarang lebih pribadi nih. Di usia kalian sekarang kalian udah merasa dewasa belum sih dalam memilih jalan hidup kalian? R : Belum sih. I : Personally, belum. Gambaran memilih untuk dewasa dalam hidup kalian contohnya gimana? R : Ya dewasa itu kalau lo liat cewek dan lo milih cewek bukan “wah lucu ya ni cewek”, tapi lebih ke “wah ni cewek baik buat gua”. I : Dewasa itu bisa menahan nafsu. Nafsu kan banyak bukan cuma ke lawan jenis tapi kayak rokok lo dalam sehari memilih untuk nggak habisin satu box rokok. Bagaimana nih kedewasaan dan Low Pink sendiri? Low Pink sih nggak akan pernah bisa dewasa. Musik nggak akan pernah bisa dewasa karena akan berkembang terus. Low Pink ini kayak tempat mainnya kita. Jadi di luar Low Pink kita berkembang dewasa tapi ketika kita di Low Pink kita nggak akan bisa dewasa. Perbincangan sampai pukul 8 malam tersebut diakhiri dengan pembicaraan terakhir yang jadi rangkuman di atas, bahwa musik Low Pink tidak akan pernah dewasa karena mereka akan terus berkembang (nice one!). Tetapi, perkembangan Low pink tetap harus diiringi oleh pendewasaan setiap personil secara personal. Thanks, Low Pink! // Trixie "Sisrot" Rachel & Langit "Manusiya" Bijak
Comments are closed.
|
Categories
All
|